Dimulai Tadi Pagi, INA-TIME 2023 Targetkan Kolaborasi Riset untuk Eliminasi TBC di Indonesia
Advertisement
SLEMAN—Rangkaian puncak The 5th INA-TIME (Indonesia Tuberculosis International Research Meeting) 2023 dimulai Jumat (1/9/2023) pagi tadi. Dengan tema Stepping Up Research to End TB, Together We Can! konferensi tahunan ini mengisyaratkan pentingnya riset dan inovasi dalam dalam eliminasi tuberkulosis TBC. Semua pihak berpeluang untuk berkontribusi dalam mewujudkannya.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS dalam sambutannya saat membuka konferensi tahunan tersebut. “Dukungan multipihak dari tingkat Pusat, kabupaten/kota hingga masyarakat harus terus didorong dan dipercepat untuk membantu upaya tersebut,” ungkapnya lewat rilis yang diterima Harianjogja.com, Jumat.
Advertisement
INA-TIME adalah konferensi membahas TBC yang diadakan setiap tahun. Tempat pelaksanaannya berpindah dari satu daerah ke daerah lainnya. Tahun ini Kemenkes menggelarnya di Jogja dengan menggandeng UGM sebagai pelaksananya.
Rangkaian kegiatannya diawali dengan workshop pra-konferensi sehari sebelumnya. Terdapat tujuh workshop dengan berbagai topik bahasan yang dapat diikuti baik secara daring maupun luring.
BACA JUGA: Praktisi dan Pemerhati TBC Akan Berkumpul di Jogja Akhir Pekan Ini
Sejumlah ahli terjadwal untuk memaparkan penelitian terbaru, praktik terbaik dan pendekatan inovatif dalam pencegahan, penemuan dan pengobatan TBC. Mereka berasal dari dalam dan luar negeri baik secara daring maupun luring. Dengan kepakaran yang beragam, kegiatan dua hari ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada upaya global untuk mengakhiri TBC.
Pada rangkaian pembukaan Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pemaparan tentang strategi dan capaian eliminasi TBC di Indonesia. Menurutnya, salah satu tantangan dalam upaya eliminasi TBC di Indonesia adalah sulitnya menemukan kasus TBC. “Jadi penularannya sulit untuk dikendalikan,” sambungnya. Pihaknya tengah meningkatkan upaya identifikasi kasus tersebut. Hasilnya cukup terlihat melalui peningkatan temuan kasus di 2022 setelah tahun sebelumnya menurun sebagai dampak pandemi Covid-19.
Keprihatinan lain disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, drg. Pembayun Setyaningastutie, M.Kes. “Jumlah penderita TBC terbanyak berasal dari rentang usia produktif,” kata dia.
Hal tersebut akan berpengaruh ke aspek kehidupan lainnya. Dalam sambutannya mewakili Gubernur DIY, Pembayun menyampaikan bahwa Pemerintah DIY telah menerbitkan surat keputusan gubernur tentang Pembentukan Tim Percepatan Pengendalian TBC. Hal tersebut menunjukkan komitmen Pemda DIY dalam upaya percepatan eliminasi TBC di wilayahnya.
Sejumlah topik penting akan dipaparkan dalam konferensi yang direncanakan akan berlangsung selama dua hari ini. Pencegahan TBC, Penyakit penyerta TBC dan TBC pada anak menjadi tema bahasan hari pertama. Sedangkan tema bahasan hari kedua adalah: Knowledge, attitude and practice dalam TBC, kolaborasi multisektor dan partisipasi komunitas dan manajemen klinis TBC.
Selain pemaparan dari para ahli, INA-TIME dijadikan ajang bagi para akademisi, peneliti, tenaga kesehatan maupun aktivis sosial untuk membagikan penelitian dan inovasinya dalam pengendalian TBC. Tak kurang dari 150 peserta akan mempresentasikan penelitian dan inovasinya dalam ranah pengendalian TBC, baik secara lisan maupun melalui media poster.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Prabowo Rombak Kementerian Keuangan, Ini Struktur Lengkapnya
Advertisement
Menikmati Keindahan Teluk Triton Kaimana, Tempat Wisata Unggulan di Papua Barat
Advertisement
Berita Populer
- Korban Skandal Jual Beli Apartemen Malioboro City Desak Pemda DIY Tuntaskan Kasus
- Pengunjung Gua Pindul Melampaui 10 Ribu Orang pada Oktober 2024
- Marak Kabar Pelecehan lewat Media Sosial, Kapolresta Sleman Rutin Gelar Patroli
- Pemda DIY Dorong Pemanfaatan Tanah Kalurahan untuk Kesejahteraan Masyarakat
- DPRD Bantul Belum Bisa Pastikan Perumda Aneka Dharma Akan Dapat Penyertaan Modal di APBD 2025
Advertisement
Advertisement